Toba, Samosir, Desa Janjimarapot – Sumatera Utara, 29 Desember 2012 – 7 Januari 2013.
Sudah lama sekali ingin lihat danau Toba secara langsung, alhamdulilla keinginan itu tercapai. Yap tanggal 29 desember 2012 aku pun memulai perjalanan itu. Awalnya diajak teman yang berasal dari kampung dipinggir Toba, namanya desa Janjimarapot. Aku pun langsung mengiyakan ketika diajak temanku pulkam akhir desember 2012 bersama keluarganya, karena memang temanku akan merayakan natal dan tahun baru dengan orang tua dan keluarga besarnya disana.
Dan tanggal 29 desember pun kami bersiap berangkat. Awalnya kami ketinggalan pesawat, sebenarnya sih bukan ketinggalan, tapi check in barang ditutup sekitar 45 menit sebelum keberangkatan. Jadwal pesawat 05.30 WIB. Kami sampai bandara SoeTa sekitar 40 menit sebelumnya (kurang lebih 04.50 WIB), nyaris!! Dan lebih tragisnya lagi petugas bandara tidak mau membantu kami karena alasan peraturan, okelah akhirnya kami membeli lagi tiket penerbangan dengan menggunakan jasa penerbangan lain (karena agak trauma). Pesawat sekitar jam 16.00 WIB dan kami sampai bandara SoeTa satu setengah jam sebelumnya (alasan trauma lagi :p).
Sampai bandara Polonia Medan ontime dan kami pun dijemput dengan travel yang sudah kami pesan sebelumnya, karena rombongan kami banyak sekitar 8 orang. Perjalanan untuk sampai ke tempat tujuan sekitar 7 jam. Lama kelamaan perjalanan semakin jauh dan hanya berupa jalan naik turun yang kanan kirinya terdapat tebing dan jurang. Gelap, dan hanya ada cahaya dari lampu mobil. Sekitar jam 04.00 WIB subuh kami sampai di tujuan. Wah, pertama kali napak didepan rumah orang tuanya temanku, hanya ada satu kata, Dingiiinn!!
Karena masih sangat pagi, maka kami langsung istirahat tidur setelah ketemu bersalaman dengan kedua opung, dan bangun pagi sekitar jam 8 pagi. Waktu masuk kamar mandi, ada satu jendela kayu yang dapat dibuka dan ketika aku buka.. WAW pemandangan bukit hijau dan disebelahnya seperti danau... dan sepertinya itu danau Toba. Oke danau Toba ada persis dibelakang rumah ini. Air di kamar mandi pun brrr!! dingin dahsyat.
Setelah bersih - bersih badan, sarapan ikan kuah, aku pun lanjut lihat – lihat lingkungan sekeliling rumah. Dan.. benar – benar menakjubkan pemandangan disini.
Rumah opung, desa Janjimarapot
Pemandangan dibelakang rumah opung
Rumah opung dari belakang
Lanjut hari pertama, aku diajak jalan – jalan ke Samosir bersama dengan keluarganya temenku. Ternyata dari desa tersebut ada jembatan yang menghubungkan ke pulau Samosir. Dengan menggunakan mobil opung yang pastinya diiringi lagu – lagu Batak sepanjang perjalanan, aku pun masih takjub dengan semua yang mobil ini lewati, dari mulai jalanannya yang dikelilingi bukit – bukit, danau Toba, rumah – rumah adat, tugu – tugu kuburan yang berbentuk rumah, bunga – bunga liar berwarna kuning, sungai kecil, banyak kerbau, kambing, anjing dan babi berkeliaran.
Mobil opung parkir disebelah danau
Bukit dengan pohon – pohon berjejer rapih
Banyak bunga kuning liar
Tugu kuburan
Tugu kuburan
Kepala kerbau lambang Batak
Banyak babi berkeliaran, hehehee
Hampir sebagian besar jalanan disana seperti ini
Dermaga Tomok Parsaoran, Samosir
Kepala kerbau lambang Batak
Banyak babi berkeliaran, hehehee
Hampir sebagian besar jalanan disana seperti ini
Dermaga Tomok Parsaoran namanya, kami pun naik kapal nyebrang Toba ke dermaga di Parapat. Sebenarnya berniat ke festival danau Toba di Parapat, tapi ternyata festivalnya malam hari. Maka kami nyebrang ke Parapat hanya untuk makan siang dan kembali lagi ke dermaga Tomok di Samosir, dan pastinya aku masih takjub dengan apa yang aku lihat dari atas kapal ini.
Anak – anak penangkap uang koin dan uang kertas
Kapal perlahan menjauhi dermaga Tomok Parsaoran
Danau Toba
Danau Toba
Mampir ke pasar Tomok untuk beli oleh – oleh dan belanja macam – macam baju dan pernak – pernik etnik khas Batak. Letaknya tidak jauh dari dermaga Tomok. Oya jika tidak ada keluarga atau teman yang tinggal di Samosir, disini banyak penginapan kecil seperti losmen.
Pasar Tomok
Ojek becak
Diajak ke acara kumpul keluarga Batak itu sesuatu banget, dan pengalaman pertama buat aku. Apalagi bisa ikut kebaktian di malam tahun baru itu sesuatu banget. Untuk pertama kalinya juga aku masuk gereja dan melihat prosesinya, tapi sayang dari mulai kitab dan segala doa pujiannya menggunakan bahasa Batak, jadi aku sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkan.
Salah satu prosesi kebaktian di malam tahun baru
Gereja tampak di siang hari
Happy
new year 2013
Setelah
perayaan malam tahun baru, ternyata ada ritual doa bareng di keluarga ini dan
meminta maaf. Cukup terharu, dan agak sedikit mengerti karena dicampur bahasa
Indonesia. Sebagian besar hobi keluarga Batak itu dimana – mana sama jika
sudah kumpul, selain minum tuak, ya diisi dengan menyanyi bareng menggunakan
gitar. Agak lucu sih karena baru kali ini melihat satu keluarga besar kumpul
dan bernyanyi bareng dengan diiringi gitar. Tapi sekali lagi, semua lagunya
adalah lagu Batak, jadi tidak bisa ikut karokean deh, padahal aku hobi karokean
loooh hihihiiii :D Oya satu lagi kegiatannya, bermain kartu. Dari yang
tua sampai muda bermain kartu, dan pastinya ada uang taruhan :D
Ke acara nikahan Batak itu juga sesuatu banget, kalau di gedung mungkin sudah biasa, tapi ini benar - benar pesta adat. Aku mengikuti dari prosesi di gereja, sampai acara adat. Ada acara tor – tor bareng per keluarga besar laki – laki dan lanjut ke keluarga besar perempuan. Sambil dance tor – tor, mempelai pun ikut tor – tor bareng dan berputar menyalami semua keluarga besarnya yang sedang tampil.
Tor - tor
Setelah tor – tor ada semacam acara pemberkatan dari keluarga besar untuk memberi restu dan nasihat bagi mempelai tersebut. Kemudian lanjut dengan pembagian daging, dan pastinya dagingnya babi. Sebenarnya bisa juga kerbau atau sapi. Pembagian tersebut semacam simbol, jadi yang mendapatkan dagingnya yang di tua-kan di keluarga besar tersebut. Yang lucunya, daging babi tersebut masih berbentuk babi dengan buntutnya. Daging yang sudah dimasak tersebut, dipotong langsung dan dibagikan.
Pembagian daging
Salah satu daging yang dibagikan
Kemudian ada acara penyerahan uang, seperti mas kawin uang tunai dari pihak
laki – laki ke pihak perempuan. Kemudian pihak perempuan membagikan uang receh (sekitar
seribu rupiah) ke setiap anggota keluarga besarnya yang hadir, tapi pemberian
diwakilkan oleh tiap – tiap kepala keluarganya. Hal ini juga mempunyai arti di
keluarga Batak.
Prosesi pembagian uang
Dan yang paling seru adalah acara pemberian ulos ke mempelai. Memberikannya dengan cara menyampirkan ulos tersebut ke kedua bahu mempelai tersebut. Wah pengantin baru tersebut dapat banyak sekali ulos. Mungkin ratusan lebih.
Pemberian ulos ke mempelai
Pemberian ulos ke mempelai
Keesokannya
aku diajak berputar lagi di sekitar rumah opung, waa ternyata aku diajak ke
daerah atas, dimana disana padang rumput hijau yang luas, pemandangan belakang
bukit dan depannya danau Toba.. seperti di film.
Jadi
tempat ini disebut BBI (Balai Budidaya Ikan) Karena disini banyak ikan yang
dibudidayakan. Ada satu SMK, namanya SMK harian yang ada di BBI. Dimana SMK ini
dibagi tiga jurusan: perikanan, pertanian dan peternakan.
Bukit dan sungai kecilnya
Ada sapi di padang rumput, bukit
BBI, Balai Budidaya Ikan
Keesokkannya aku diajak ke acara kumpul keluarga Situmorang, yaitu marga dari ibunya opung boru temenku. Acara yang rame dan lama. Dari pagi sampai malam kami baru selesai. Yang paling seru adalah acara saweran. Sambil tor – tor, yang tua pun membagikan uang ke anak – anak yang ikut tor – tor.
Tor – tor anak – anak, acara keluarga
Rumah
panggung khas Batak namanya bolon. Dan malamnya setelah dari acara tersebut,
kami menginap dirumah salah satu saudaranya yang memang rumahnya masih rumah
bolon. Dan sesuatu banget bisa menginap dirumah ini. Jadi ada 2 tingkat,
dibawah terdapat ruang keluarga, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Naik ke tingkat
2, hanya ada tempat seperti panggung yang serbaguna dan luas. Kami pun tidur
disini.
Rumah bolon khas Batak
Keesokannya kami berangkat ke pasir putih. Jadi masih danau Toba juga tapi untuk area wisatanya. Rasanya seperti di pantai, bukan di danau. Kami pun main banana boat.
Main banana boat
Anak – anak bermain di Toba
Para pengunjung Toba sedang bermain
Setelah puas
main di danau, kami lanjut ke pemandian air hangat. Dan sekali lagi,
pemandangan Tobanya terlihat cantik sekali dari atas sini.
Pemandian air panas
Sore, di pemandian air panas
Menjelang malam, masih di pemandian air panas
Makanan khas daerah ini salah satunya adalah mi gomak. Mi nya seperti
spagheti tapi kuah sayurnya seperti kuah lontong sayur. Selain itu ada ikan
kuah dan sayur daun singkong. Di setiap acara yang aku datangi, pasti ada menu
ini. Opung pun hampir setiap hari masakin menu ini untuk kami.
Mi Gomak
Banyak hal baru yang aku temukan. Tidak hanya tentang keindahan alam, tapi
budaya adat istiadat dan hangatnya sebuah keluarga. Aku berharap semoga keindahan
alam dan budaya tradisi Batak tetap terjaga oleh kita sebagai generasi penerus.
Sebenarnya malu karena aku pun orang asli Jawa tapi tidak terlalu bisa bahasa Jawa.
Harus belajar lebih dalam lagi sepertinya. Karena kalau bukan kita yang
melestarikan budaya khususnya budaya dari ibu bapak kita, ya siapa lagi.
Suasana pagi, Gunung..?! (lupa namanya :D)
Danau Toba, di siang hari
Sore, danau Toba
Menjelang malam
Pastinya
bakalan kangen dan ingin bisa kembali kesini suatu hari nanti. 10 hari disana
belum terlalu puas ternyata. Ikan kuah, sayur daun singkong, mi gomak, kembang
goyang, Toba, bukit hijau, air dingin sewaktu mandi, logat Batak, lagu – lagu
Batak, suara gitar dan nyanyian Bataknya ah semuanya deh. Disini juga tidak ada
lampu merah loh. Dan oh ya durian. Hampir tiap hari juga kami makan durian.
Disini Murah meriah dari 5 ribu – 15 ribuan.
Durian
Semoga keluarga besar opung selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.
Diberikan selalu kebaikan, kesehatan dan kerukunan. Amiiiin.
Opung doli dan opung boru
Next
plan.. padaaaaang.
Mari pulang.. sudah kangen rumah
"Because life is never flat if you travel around". Cheers
Bagus kali ceritanya ito.. Lanjutkan..
BalasHapus