Kamis, 17 Januari 2013

Air, Manusia dan Lingkungan


Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan sampai saat ini di Bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan - lapisan es (di kutub dan puncak - puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek - obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu - satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Mineral juga merupakan unsur yang paling banyak terkandung dalam tubuh manusia.

Keterangan diatas merupakan sekilas tentang air dan semakin menguatkan bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa air, dan itu pasti hukumnya. Saya jadi teringat ketika sekitar pertengahan tahun 2012, saya berkunjung ke rumah saudara sepupu saya di daerah Lampung, tepatnya beralamat di kecamatan sungai Menang, kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Sebenarnya daerah ini lebih dekat dengan Lampung daripada Sumatera Selatan. PT Wachyuni Mandira (WM) sebagai pengelola daerah tersebut, dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha penambakan udang. Di pulau ini yang katanya adalah pulau buatan, punya banyak tambak udang didalamnya, dan suami sepupu saya merupakan salah satu pegawai dari perusahaan tersebut.


Kondisi alam disana agak susah untuk mendapatkan air bersih, jadi airnya berwarna keruh, agak kecoklatan dan agak masam. Dengan air yang seperti itu, maka tidak dapat digunakan untuk memasak, gosok gigi, mencuci sayuran dan kegiatan lainnya yang berhubungan kontak langsung dengan manusia. Mungkin air dengan kondisi tersebut masih bisa digunakan jika dipakai untuk mencuci, mengepel lantai atau kegiatan yang tidak dilakukan untuk konsumsi manusia. 


Solusinya yang diterapkan disana adalah dengan menampung air hujan atau membeli air galon. Maka jika musim penghujan, banyak warga disana yang bersiap menampung dengan tong besar dan ember. Atau jika ingin praktis ataupun bila tidak sedang musim penghujan, masyarakat disana dapat membeli air galon yang memang laris didaerah tersebut.


Memang tiap daerah mempunyai kondisi alamnya masing - masing, berbeda ketika saya pergi daerah teman saya di desa Janjimarapot, dimana desa tersebut berada dipinggir danau Toba, disana air berlimpah ruah, dingin dan sangat bening. Ini dikarenakan air berasal langsung dari pegunungan. Apapun itu kondisinya, air tetaplah menjadi hal yang pokok dan paling dicari oleh manusia.

Sungai di desa pinggiran danau Toba

Menurut saya air merupakan sahabat manusia, banyak yang berkata jika air bisa menjadi lawan seperti bila terjadi banjir atau tsunami. Tapi menurut saya air bisa menjadi seperti itu ya karena ulah manusia juga. Jika manusia tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, tidak membuang zat yang dapat mematikan ekosistem laut maka air pun akan menjadi sahabat manusia. 

Kondisi saat ini adalah manusia tidak bertanggung jawab dalam membuang sampah, banyak yang membuang sampah sembarangan, kadang saya pernah melihat sebagian orang membuang sampah ke pembuangan air seperti got atau parit. Atau jika deket sungai atau kali, maka sebagian orang langsung membuang sampah ke sungai atau kali tersebut. 


Pernah saya bertemu dengan sekelompok ibu PKK di daerah Ciliwung yang mengolah sampah plastik menjadi benda bermanfaat seperti dibuatkan menjadi tas, tempat tisu, atau benda apapun itu. Ini berawal dari rasa keprihatinan mereka terhadap lingkungan sekitarnya yang jika membuang sampah, langsung dibuang ke sungai Ciliwung. Karena sebagian orang tidak ingin direpotkan dengan pengurusan pembuangan sampah. Jika mereka membuang ke tempat sampah, maka mereka harus mengeluarkan sebagian uangnya untuk membayar jasa pengangkut sampah. Jadi karena alasan biaya, mereka lebih memilih membuang sampah ke sungai untuk solusi praktis dalam rumah tangganya. 


Maka dari itu, dengan kekreatifan dan rasa peduli, mereka mencoba untuk menjadi solusi masalah sampah dilingkungannya. Mereka mengajak warganya untuk memberikan sampah plastiknya dan akan membayar sampah plastik tersebut, misalnya dengan uang atau indomie. Dengan tindakan yang sederhana tersebut, maka paling tidak ibu – ibu PKK tersebut sudah menjadi solusi bagi lingkungan. Dan menjadi solusi juga bagi eksistensi air di sekitar rumah mereka. Saya benar – benar kagum dengan jiwa sosial ibu – ibu PKK disana. 


Memang masalah sampah menjadi masalah utama bagi lingkungan terutama di kota besar. Jika sudah kena dampaknya seperti banjir, maka siapapun itu pasti tidak ingin disalahkan. Seperti yang terjadi sekitar tanggal 16 dan 17 Januari 2013, langit seolah – olah terus menumpahkan airnya dari atas sana, hampir setiap hari hujan deras, tidak tanggung – tanggung, hujan tidak kunjung berhenti seharian. Ini terjadi setiap hari, maka efeknya sudah pasti ya banjir. Banjir saat ini sudah menjadi bencana nasional, bundaran HI bahkan istana negara sudah tergenang air. Jakarta saat ini sudah benar – benar lumpuh.

Bundaran HI tak luput dari banjir di bulan Januari tahun 2013 

Maka kalau sudah seperti ini, semua orang khususnya di Jakarta dibuat repot karena masalah banjir. Tapi siapa yang harus bersalah karena ini? ya ini pastinya ulah manusia yang menyepelekan masalah sampah dan penebangan pohon. Kondisi saat ini adalah banyak gedung besat dan bertingkat, perumahan besar di Jakarta, dan pusat perbelanjaan tersebar dimana – mana, tapi dengan pembangunan besar seperti itu, tidak dibuat dan disesuaikan dengan memperhatikan kondisi lingkungannya. Jika pembangunan tersebut diseimbangi dengan struktur lingkungan, maka Jakarta dapat terhindar dari bencana banjir.
Bencana banjir melanda ibukota 

Tidak akan ada habisnya jika menyalahkan atau mencari siapa yang salah, semua seperti sudah terlanjur. Lalu bagaimana solusi terbaiknya? Mari kita sebagai warga memulai hal dari yang sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan dimanapun itu dan menanam pohon dimulai dari lingkungan rumahnya. Pasti ada manfaatnya walaupun sederhana. 

Dan langkah lebih besarnya lagi, bisa mengajak warga sekitar rumah untuk memelihara lingkungan, seperti kerja bakti membersihkan dan menghijaukan lingkungan sekitar. Pemerintah dalam hal ini juga diharapkan dapat menghimbau dan memberi contoh nyata akan pelestarian lingkungan. 

Lain halnya dengan penebangan pohon. Para pengusaha pasti menginginkan pendapatan yang besar, seperti misalnya dalam hal mencari bahan baku kayu. Jika sudah menebang pohon di suatu lokasi, mereka tidak bertanggung jawab untuk menanamnya kembali, karena penebangan ini dilakukan secara ilegal, pastinya tidak ada izin dan kontrol dari Pemerintah bagaimana atau apa saja tata cara yang dilakukan dalam hal menebang pohon. Kondisi saat ini adalah, banyak pohon di hutan Indonesia yang ditebang demi kepentingan sekelompok dan tidak bertanggung jawab seperti melakukan penghijauan kembali agar hutan tersebut tetap dapat menjadi resapan air dan menjaga lingkungan daerah sekitarnya. Membangun taman kota merupakan salah satu solusi untuk membuat daerah resapan air di kota. 

Membuang sampah sembarangan dan menebang pohon sembarangan, kedua hal tersebut merupakan hal utama yang dapat menyebabkan banjir. Maka jika sudah begini, sebagian orang berpendapat bahwa air dapat menjadi lawan manusia. Apalagi jika air laut atau sungai yang sudah tercemar oleh zat kimia seperti limbah industri, maka yang tadinya air dapat bermanfaat bagi lingkungan, karena kondisi tersebut, air menjadi tidak dapat dimanfaatkan oleh manusia, bahkan dapat mematikan ekosistem didalamnya. 


Jika melihat dari kondisi sepupu saya yang tinggal didaerah susah mendapat air bersih atau jika mendengar berita bahwa ada daerah yang susah mendapat air bersih, maka saya bersyukur karena dirumah saya air didapat dari air tanah, dan kondisinya masih sangat layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Ada beberapa perumahan yang rumahnya bisa dikatakan mewah, tapi jika hujan besar atau dengan hujan yang dapat menaikkan volume air sungai, maka perumahan tersebut pun tidak luput dari banjir. Ini dikarenakan konstruksi bangunan yang tidak memperhatikan kondisi daerahnya dan juga kondisi sungai yang melewati perumahan tersebut banyak terhambat alirannya oleh sampah. 


Dari informasi yang saya dapat mengenai perundangan air, bahwa sejak tahun 1998, Pemerintah menyadari perlunya reformasi kebijakan, hukum dan kelembagaan manajemen sumber daya air, yang didasari paradigma baru dan semangat desentralisasi. Pada 1999 dengan bantuan World Bank, Pemerintah Indonesia meluncurkan program reformasi kebijakan, hukum dan kelembagaan dalam manajemen sektor sumber daya air (Water Resources Sector Adjustment Loan – WATSAL). Program tersebut, antara lain, mempunyai tujuan memperbaiki kebijakan nasional, kelembagaan, dan peraturan dalam manajemen dan pengembangan sumber daya air. Keluaran dari tujuan tersebut, salah satunya adalah UU Sumber Daya Air sebagai amandemen atau pengganti Undang - Undang No. 11 Tahun 1974, serta peraturan turunannya termasuk peraturan Pemerintah di bidang air tanah. 


Saat ini, konsep rancangan UU serta peraturan Pemerintah tersebut masih dalam tahap penyelesaian akhir, UU tersebut dalam salah satu butir pertimbangannya adalah bahwa pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan antar wilayah, antar sektor, dan antar generasi dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa RUU tersebut didasarkan pada paradigma baru manajemen sumber daya air yang berkembang mendunia serta ada kemauan politik untuk menyelenggarakan manajemen terpadu dan menyeluruh. 


Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok sehari - hari untuk memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Keterpaduan manajemen dan keberlanjutan sumber daya air juga diwujudkan dalam pola pengelolaan yang ditetapkan dalam UU tersebut, yakni didasarkan pada prinsip keterpaduan, keterlibatan seluas - luasnya peran masyarakat, dan prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air. Jika UU sudah bagus, seharusnya Pemerintah dapat menjadi contoh bagi masyarakat bagaimana mengajak atau menjadi solusi di masyarakat untuk menjaga kebersihan air dan lingkungan, melakukan penghijauan baik di kota maupun di daerah – daerah, dan lebih menjaga kondisi hutan yang ada di Indonesia.


Seperti contoh kasus yang dihadapi oleh sebagian warga Ciliwung, bahwa mereka kesulitan biaya untuk membayar jasa pengangkut sampah. Pemerintah diharapkan peduli dengan kasus yang mungkin sepele ini tapi dapat berdampak besar. Misalnya Pemerintah dapat melakukan subsidi silang ataupun melakukan penyuluhan agar warga disana dapat terketuk hatinya dalam menjaga kondisi air dan lingkungannya. 


Jumlah sungai di Indonesia termasuk cukup banyak, tapi seperti sungai Ciliwung, bengawan Solo, sungai Musi sudah menjadi tidak bersahabat, ya ini dikarenakan ulah manusia itu sendiri. Bisa dibayangkan jika sungai tersebut bersih dan asri, maka bencana banjir pun kemungkinan tidak akan terjadi. Padahal jika terjaga kondisinya, maka sungai tersebut dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian dan menunjang perekonomian terutama warga didaerah tersebut. 


Sebagai seorang warga negara Indonesia, hal yang dapat saya lakukan adalah dengan melakukan sesuatu dari yang sederhana untuk menjaga eksistensi air. Seperti misalnya tidak membuang sampah ke got, parit, sungai atau kali karena dapat mempengaruhi resapan air tanah, mematikan air yang tidak perlu digunakan misalnya ketika mencuci piring, mencuci baju dan mandi, dan tidak menyalakan kran air jika dalam kondisi tidak sedang atau berhenti sebentar dalam melakukan kegiatan tersebut. Saya juga memberi tahu hal ini ke orang sekitar saya, khususnya anak – anak, karena anak – anak merupakan masa depan dan harus dibiasakan sejak dini dalam menjaga kondisi lingkungannya. 


Saya pernah mendengar berita di satu acara talk show di televisi bahwa untuk menolong penduduk yang kesulitan mendapatkan air bersih didaerahnya yang berada di Sembalun NTB, yaitu sebuah desa di pesisir Lombok, seorang wanita yang bernama Ellena Khusnul Rachmawati mengajak warga Sajang untuk mencari mata air sampai ke gunung Rinjani. Dan setelah melakukan pencarian berhari – hari, mereka menemukan sebuah sungai dan mata airnya. Maka dengan bantuan bebera sponsor, mereka bergotong royong membuat saluran dari mata air tersebut, kurang lebih sejauh 25 km pipa dipasang sampai ke desa yang kesulitan air bersih. 


Dengan segala jerih payah, akhirnya penduduk disana dapat mendapatkan air bersih yang layak bagi kelangsungan hidup mereka. Dan untuk membangun sistem tersebut, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit, karena sampai milyaran. 


Hal tersebut menunjukkan bahwa memang manusia membutuhkan air, khususnya air bersih dan layak untuk digunakan sehari – hari. Kebutuhan manusia akan air bersih adalah mutlak, karena air termasuk dalam 5 elemen penting untuk kehidupan. Sebagai manusia yang berpendidikan, mari kita sama – sama menjaga kondisi air dan lingkungan. Dimulai dari hal sekecil apapun itu, karena tidak ada hal positif yang sia – sia jika dilakukan dengan sungguh – sungguh.


“Mulailah kebaikan dari hal yang sederhana”

Salam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar