Rabu, 29 Juli 2015

Alun – Alun Kota Bandung dan Tangkuban Perahu, Jawa Barat

Jalan – Jalan Bandung (Part 2)

Nah lanjut setelah dari Taman Batu dan Guha Pawon (Re: Jalan - Jalan Bandung Part 1), lanjutlah di hari yg sama, kami ke alun - alun Bandung. Sudah beberapa tahun ini ngga ke tengah kota Bandung, dan ternyata wooow alun - alun Bandung sekarang kece banget, apalagi di waktu malam hari. Alun - alunnya ramee, banyak keluarga dan anak - anak bermain disana. Yg unik dari alun - alun ini adalah rumputnya yg terbuat dari rumput sintesis, jadi jika ingin bermain diatas rumput harus melepas alas kaki terlebih dahulu (udah kya mau masuk masuk masjid ya). Banyak anak - anak yg bermain lempar gasing berwarna ungu disana. Masjid Raya kota Bandung pun besar sekali, namun terlihat tidak mengerikan seperti masjid besar pada umumnya dan terasa nyaman jika berada di dalamnya. 

Alun - Alun Kota Bandung

Alun - Alun Kota Bandung

Masjid Raya Kota Bandung dan Alun - Alunnya

Menara Masjid Raya Kota Bandung

Menara Masjid Raya Kota Bandung

Masjid Raya Kota Bandung

Di halte alun - alun kota Bandung pun tidak seperti halte pada umumnya. Bangku - bangku halte tersebut berbentuk huruf - huruf yg disambung dan bertuliskan "ALUN ALUN BANDUNG". Intinya alun - alun Bandung KECE abiiiis :))

Halte Alun  Alun Kota Bandung

Dan keesokkan harinya, pagi - pagi kami lanjut ke Tangkuban Perahu. Terakhir kesana itu sewaktu masih SD heuheuuu. Tangkuban buka mulai pukul 7 pagi, dengan biaya sebesar Rp. 15.000 / orang untuk wisatawan lokal.

Tiket Masuk Tangkuban Perahu

Untuk menuju Tangkuban dari Bandung, kami naik angkot ke arah Lembang. Jadi dari St. Bandung naik angkot yg kearah Lembang dengan biaya Rp. 10.000 / orang. Kemudian turun di pasar Lembang dan lanjut naik angkot kearah gerbang pintu masuk Tangkuban. Nah berhubung dari gerbang ke lokasi Tangkuban cukup jauh, maka kami pun menyewa angkot tersebut. Agak mahal sih biaya perorangnya, sekitar Rp. 35.000 / orang. Dan kira - kira seperti ini foto - foto di Tangkuban:

Kawah Tangkuban Perahu 


Kawah Tangkuban Perahu 

Kawah Tangkuban Perahu 

Pagar yg Mengelilingi Tangkuban Perahu

Kawah Tangkuban Perahu

Kawah Tangkuban Perahu (Bisa Pre Wed lho ^^)

Gunung Tangkuban Perahu

Kondisi Tangkuban sekarang memang jauh berbeda dengan 10 tahun yg lalu, terlihat dari sudah dipagar secara permanen dan bukan dari bambu biasa lagi. Oiya sebelum ke Tangkuban, ada baiknya baca cerita rakyat tentang Tangkuban dan Sangkuriang yg terkenal itu agar dapat menambah pengetahuan akan cerita rakyat dari negeri sendiri.


Selama di Bandung, kami menginap di salah satu hostel di Bandung. Letaknya dekat st. Bandung, sekitar 10 menit dari stasiun. Memang kami sengaja memilih penginapan dekat dengan stasiun. Hostel cukup mumer, bersih dan nyaman. Nama hostelnya Hunny Hostel, beralamat di Komplek Pascal Hyper Square Blok C No. 28, Bandung. Jadi kalau dari pintu keluar st. Bandung, ambil arah ke kiri sampai ketemu pertigaan, dan lanjut ambil ke kiri lagi dan tidak jauh dari sana, disebelah kanan jalan ada Komplek Pascal Hyper Square tersebut.

Hostel tersebut memiliki 2 buah room, 1 untuk laki - laki dan 1 untuk perempuan. Masing room terdiri dari kira - kira 7 sampai 8 bed. Biaya per malamnya Rp. 100.000 / orang. Karena hostel, ya tidurnya berbarengan gitu, dengan orang lokal maupun dengan orang asing. Hostel yg cukup nyaman untuk ditinggali. Pemilik hostel bernama Pak Michael dan keluarganya. Setiap pagi free breakfast roti tawar dan minuman kopi / teh. Nomor kontak Hunny hostel 022 - 86060701 / 0858 - 6184 - 8058.

Hunny Hostel Bandung

Kalau ke Bandung jangan lupa untuk berkuliner makanan khas Bandung seperti mie kocok. Atau bisa ke pasar Kosambi untuk membeli oleh - oleh cemilan, dan bisa mampir ke factory outlet / distro yg ada di Jl Riau atau Jl. Dago.

Mie Kocok Bandung

Selamat jalan - jalan di Bandung kawan. Hari ini Bandung semakin kece J

Senin, 27 Juli 2015

Taman Bebatuan Bak Zaman Flinstone - Taman Batu / Stone Garden dan Guha Pawon, Padalarang Jawa Barat

Jalan – Jalan Bandung (Part 1)

Sharing tentang pengalamanku ke Taman Batu atau dalam bahasa Inggris yg hits itu disebut Stone Garden. Jadi awalnya penasaran banget dengan ini tempat, memang akhir2 ini ada bbrp tempat wisata yg baru terekspose bermunculan di Bandung dan jadi pembicaraan banyak orang, diantaranya Stone Garden. Mulailah browsing2, setelah komplit info yg didapat, segeralah ditanggal merah itu aku dan temenku cuuus untuk booked tiket kereta api, tepatnya 2 - 4 Mei 2015.

Berangkat tanggal 2 Mei 2015, dari Jakarta - Bandung untuk kereta yg paling malam. Harga tiket Rp. 90.000 / orang (harga tiket paling murah untuk ke Bandung). Perkiraan jam 11 sudah sampai Bandung, namun berhubung ada kerusuhan di salah satu rel di Cipinang, jadi delay bbrp jam. Kami sampai Bandung sekitar jam 1 pagi, dan langsung menuju hostel yg sudah kami booked sebelumnya. Kami memilih hostel yg dekat dengan St. Bandung, selain harganya cukup murah, aksesnya pun memudahkan kami kemana pun.

Besok pagi sekitar jam 9 pagi kami pun sudah bersiap berangkat ke Taman Batu. Awal perjalanan dimulai dari St. Bandung. Di St. Bandung terdapat 2 pintu masuk yg letaknya berjauhan, untuk KA luar kota dan untuk KRD / KA lokal. Kedua pintu masuk tersebut masih dalam satu lokasi, namun tidak berdekatan. Jadi harus bertanya jelas terlebih dahulu kepada petugas, jika ingin naik KRD. Tujuan kami St. Padalarang, maka kami menuju pintu masuk KRD. Harga tiket Bandung - Padalarang Rp. 4.000 / orang, KA ekonomi dan perjalanan sekitar 45 menit untuk sampai di St. Padalarang.

St. Padalarang

Dari St. Padalarang, kami pun lanjut naik angkot rajamandala, angkotnya berwarna kuning, namun sebelumnya harus tanya ke supirnya dahulu apakah benar ini angkot ke Taman Batu atau tidak. Karena angkot warna kuning terdapat bbrp disana.

Lokasi Taman Batu berdekatan dengan Guha Pawon, cukup jalan kaki sekitar 15 menit. Jadi diantara 2 lokasi tsb sudah dihubungkan dengan jalan setapak yg berbatu dan sudah cukup baik untuk dilalui.

Banyak yg bilang lebih baik ke Guha Pawon baru setelah itu lanjut ke Taman Batu. Nanti bilang saja ke supirnya, tolong antarkan sampai ke pertigaan Guha Pawon, dan lanjut naik ojek sekitar Rp. 5.000 / orang untuk ke Guha Pawon. Namun berhubung angkutan umum yg kami tumpangi banyak berisikan penumpang yg ingin ke Taman Batu, maka supir pun bersedia mengantarkan sampai ke depan gerbang Taman Batu dengan biaya Rp. 10.000 / orang.

Sesampainya disana, kami pun langsung naik menanjak ke lokasi Taman Batu. Dibawah juga disediakan parkiran mobil dan motor yg cukup luas, dan terdapat bbrp warung2 kecil di pinggirannya. Sebagian  besar adalah penjual mie rebus / goreng. Tiket masuk lokasi Taman Batu sebesar Rp. 3.000 / orang. Dan tidak sampai 5 menit dari loket, maka sampailah kami di bukit Taman Batu. Bukit taman berbatu nan luas dengan hamparan batu2 kecil sampai seukuran rumah bak zaman flinstone terhampar dimana - mana. Banyak orang yang berfoto disana sini, jika kesana pada musim panas, disarankan membawa payung / memakai topi karena tidak ada pepohonan disana J

Taman batu dikelilingi oleh bukit - bukit lainnya. Ada beberapa bukit yang dikeruk tanah atau batunya, dan tampak jika dilihat dari atas taman batu. Tapi secara keseluruhan, pemandangan perbukitan tersebut indah sekali dilihat dari taman batu.

Taman Batu

Taman Batu

Taman Batu

Taman Batu

Taman Batu

Taman Batu (Ketika Menuruni Taman Batu untuk Keluar dari Taman Batu)

Taman Batu (Tampak Parkiran Mobil dan Motor dari atas Taman Batu)

Perjalanan pun lanjut ke Guha Pawon yang lokasinya berdekatan dengan Taman Batu. Jika berjalanan kaki, hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Dari Taman Batu ke Guha Pawon sudah dibuatkan jalan setapak berbatu. Posisi Guha Pawon berada di bawah Taman Batu, maka kita akan menuruni jalan setapak tersebut untuk mencapai lokasi Guha Pawon. Namun berhubung saya dan teman saya sedang malas berjalan kaki :D Kita pun melanjutkan dengan naik ojek Rp. 10.000 / orang. Biaya masuk Guha Pawon sebesar Rp. 5.500 / orang. Sebelum masuk ke dalam Guha, kami pun menyewa 1 guide dengan upah sukarela karena kami takut tersasar di dalam Guha. Mereka standby persis di depan Guha dan menawarkan jasa guide.

Guha Pawon konon katanya adalah dapurnya Dayang Sumbi. Pawon pun sendiri artinya dapur.

Gerbang Masuk Guha Pawon

Jalan Setapak dari Taman Batu Menuju Guha Pawon atau Sebaliknya

Banyak monyet yang akan kita jumpai dari gerbang pintu masuk ke arah Guha Pawon.

Monyet Guha Pawon

Pintu Masuk Guha Pawon

Tempat Fav untuk Foto

Di dalam Guha Pawon terdapat miniatur makam, yang katanya dulu pernah ditemukan tengkorak manusia. Guha Pawon terdapat 3 jendela, jendela tersebut berbentuk lubang mirip jendela.

Jendela 1

Jendela 2

Jendela 3

Guha Pawon

Taman Batu dan Guha Pawon

Taman Batu dan Guha Pawon

Nah dari Guha Pawon pun kita naik ojek lagi Rp. 5.000 / orang, untuk menuju ke jalan raya. Lanjut pulang ke Bandung lagi via KRD dari St. Padalarang. Perjalanan ke stasiun dengan menggunakan angkot yang sama saat berangkat. Kondisi perjalanan pulang lumayan macet, oiya sebelum ke Padalarang lebih baik cek jadwal kereta KRD tersebut. Kami pun kembali ke hotel dan bersih - bersih badan sebentar untuk bersiap jalan - jalan ke kota Bandung, yeiiiiyy J J J

Overall, perjalanan ke Taman Batu dan Guha Pawon menyenangkan, sekaligus mengetahui tempat wisata yang ada di Jawa Barat.