Rabu, 06 Februari 2013

Jelajah Nanggroe Aceh Darussalam Lewat Tulisan Yuk


Aceh merupakan propinsi paling barat di Indonesia, terletak di antara samudera Hindia dan selat Malaka. Ada beberapa suku yang mendiami Aceh diantaranya suku Aceh di Aceh Besar, suku Gayo di Aceh Tengah, suku Alas di Aceh Tenggara, suku Aneuk Jamee dan suku Kluet di Aceh Selatan. Bahasa daerah yang digunakan pun mempunyai nama yang tidak jauh beda dengan nama suku yang ada disana seperti bahasa Gayobahasa Alasbahasa Aneuk Jameebahasa Kluet, bahasa Tamiang dan bahasa Simeulue, akan tetapi masing - masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek, misalnya dalam bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues. 

Rumah tradisional Aceh dinamakan rumoh Aceh. Rumah panggung ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu seuramoë keuë (bagian depan)seuramoë teungoh (bagian tengah)dan seuramoë likôt (bagian belakang)Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (dapur).
Rumoh Aceh

Senjata khasnya bernama rencong, lagu daerah diantaranya berjudul sepakat segenap dan bungong jeumpa

Bungong jeumpa:

bungong jeumpa, bungong jeumpa meugah di Aceh,
bungong teuleube, teuleube indah lagoina,
lam sinar buleun, lam sinar bulean angeen peu ayon,
luroh meususon, meususon nyang mala mala,

puteh kuneng, meujampu mirah,
Bungong si ulah, indah lagoina,
Keubit that mubee, meunoe tatem com,
leupah that harom, si bungong jeumpa.



Tarian daerah dari Aceh diantaranya tari Saman dan tari Seudati. Jadi ingat sewaktu kecil dahulu, saya pernah menari tarian Saman bersama teman - teman sekolah. 
Tari Saman

Aceh disebut juga Serambi Mekah. Konon menurut cerita, zaman dahulu Aceh selain menjadi tempat belajar ilmu agama Islam, juga menjadi pusat manasik Haji. Kapal - kapal yang mengangkut calon jamaah Haji melalui selat Malaka, transit dan ikut manasik Haji selama sebulan di Aceh, dan dari sinilah asal muasal Aceh dijuluki sebagai Serambi Mekah.

Kerajaan Aceh yang terkenal dan termasuk ke dalam 5 kerajaan Islam terbesar di dunia adalah Samudra Pasai. Mencapai puncak kejayaan yang gilang gemilang di jaman keemasan Sulthan Iskandar Muda.

Makanan khas Aceh diantaranya, mie Aceh. Di dekat rumah saya terdapat mie Aceh yang uenak tenan. Namanya Pidie 2000. Mie Aceh memiliki mie kuning tebal dengan irisan daging sapi atau makanan laut seperti udang atau cumi yang dicampur dengan kari yang gurih dan pedas. Dapat disajikan dengan digoreng atau direbus. Ditambahi emping, bawang goreng, potongan bawang merah, mentimun dan jeruk nipis.
Mie Aceh Goreng

Makanan khas Aceh lainnya adalah ayam tangkap Aceh. Potongan daging ayam dicampur dengan daun temurui, daun pandan, daun jeruk dan daun serai yang sudah dirajang kasar dan digoreng hingga kering.
Ayam Tangkap Aceh

Bubur kanji rumbi adalah bubur yang berbahan dasar beras, bawang pree, daun sop, daging ayam, udang, wortel dan kentang.
Bubur Kanji Rumbi

Belum pernah saya menjejakkan kaki di propinsi yang berada paling ujung pulau Sumatera tersebut. Tapi saya sudah membayangkan bagaimana indahnya Aceh. Keinginan untuk ke Aceh semoga dapat terpenuhi tahun ini, setelah Lampung dan Samosir tahun kemarin. Pulau Sumatera seperti terus memanggil saya untuk berkunjung kesana.

Ingin sekali rasanya menapakkan kaki disana. Melihat dan bermain di pantai Kuala Merisi yang berlokasi di Aceh Jaya, menurut cerita terdapat legenda Bate Meurendam Dewi Ratu Putri.
Pantai Kuala Merisi

Atau ke pantai Lampuuk nan elok yang berada di Aceh Besar, lokasinya tidak terlalu jauh dari Banda Aceh, sekitar kurang lebih 45 menit. 
Pantai Lampuuk

Masjid Baiturrahman Banda Aceh juga merupakan tempat yang wajib dikunjungi jika ke Aceh. Masjid ini merupakan saksi bisu sejarah Aceh dan merupakan simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat Aceh. Dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Masjid ini memiliki 7 kubah, 4 menara dan 1 menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2.
Masjid Baiturrahman

Tempat wisata lainnya adalah air terjun Suhom yang berada di Aceh Besar. Dan katanya disekitar air terjun terdapat banyak pohon durian.
Air Terjun Suhom

Dan tempat yang paling ingin saya kunjungi adalah Iboih yang terdapat di Sabang. Lautnya yang bening biru pasti akan menggoda siapa saja yang melihatnya walau hanya dari sebuah gambar.
Iboih

Seluruh masyarakat Indonesia dan dunia pasti masih mengingat bencana Tsunami pada 24 Desember 2004 yang lalu. Dalam sekejap saja Aceh porak poranda. Tak terhitung lagi berapa korban akibat bencana alam tersebut. Pada waktu itu alam seolah - olah menunjukkan kekuatannya. Apalah daya jika sudah kehendak Yang Maha Kuasa, dalam sekali hempasan, air bandang menghempas apa saja yang dilewatinya dalam sekejap. Sedih sekali rasanya jika mengingat peristiwa tersebut. Walau tak punya saudara disana, tapi rasanya saya seperti kehilangan saudara sendiri, dan saya yakin semua warga negara Indonesia akan merasakan hal yang sama. 

Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja, bahwa menjaga kondisi alam adalah tanggung jawab yang harus dilakukan bersama - sama. Jika kita sebagai manusia dapat berlaku baik terhadap alam, maka percayalah bahwa alam akan memberikan yang terbaik bagi makhluk hidup didalamnya. 

Menjaga budaya nenek moyang sama pentingnya dengan menjaga kondisi alam. Yuk cintai budaya sendiri, tidak terkecuali budaya Aceh. Walau bukan berasal dari Aceh, tapi siapa pun itu yang berasal dari Indonesia asli, mari sama - sama kita jaga budaya Nusantara. Dan suatu hari nanti, saya atau siapa pun diluar sana pasti dapat menjelajah Aceh lebih dekat, agar kecintaan terhadap Aceh dapat tumbuh. Yuk ikuti terus segala hal tentang Aceh dengan mengikuti twitter @iloveaceh, facebook I Love Aceh dan kunjungi iloveaceh.org untuk mengetahui Aceh lebih dalam lagi.
Teurimong Gaseh beh.. Terima kasiiiiihh.

"Bangsa sejati adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya"
Salam.



1 komentar:

  1. menarik sekali kisah yang dipaparkan. Sangat menginspirasi saya. Saya jadi tahu budaya yang ada di aceh. jadi pengen ke aceeehhhh. :).

    BalasHapus